/>
 
Isi pantun-pantun Minangkabau yang penggambarkan kehidupan muda-mudi biasanya menyangkut tiga hal. Pertama, kekaguman seorang kekasih. Kedua, ungkapan cinta, yang menggambarkan perasaan cinta yang tak tertahankan. Ketiga, Seperti apa cinta itu, yang menggambarkan kualitas cinta, di mana suara puitis bisa mewakili lelaki maupun perempuan. Si aku lirik terbakar hatinya dan merasa akan mati karena cinta. Dalam rubrik Khazanah Pantun Minang nomor 14 ini kami sajikan lagi beberapa bait pantun yang merefleksikan ketiga tema itu.

109. Bacincin parmato akiak,
Talatak di ateh atok,
Mato lah pueh dek mancaliak,
Tangan tak buliah mangakok.

110. Baatua panjaik sangkuik,
Badarai kulindan suto,
Babaua balun lai patuik,
Bacarai hati kok ibo.

111. Marapalam sarangkai kuniang,
Jatuah badabuak ka talago,
Disemba anak bidodari,
Kok carai kasiah jo nan Kuniang,
Awan batapuak gunuang lago,
Bulan babantah jo matoari.

112. Kampia pandan kampia bapetak ,
Barisi kulidan suto,
Nan Kuniang kaubek litak,
Nan Itam balahan nyao.

113. Karikam banyak karikam,
Kamuniang bakarek-karek,
Nan itam banyak nan itam,
Nan kuniang banyak cilalek.

114. Dibalah lauik dibandakan,
Ambiaklah rotan kakatayo,
Dibalah paruik dibanakan,
Tidaklah Tuan ka picayo.

115. Urang malukah manikalak,
Indak rotan katayo lai,
Urang basumpah sadang galak,
Indak urang picayo lai.

116. Rajo Jawa mamilin suto,
Suto kiriman ‘rang Pasaman,
Dibao urang ka Painan,
Ambiak panjaik siba baju,
Pakaian Sutan dari Lunang,
Kalau takana jo nan lamo,
Ambiak api baka kumayan,
Duduak di tampaik panjaiktan,
Tangguang di hati Adiak surang,
Urang jangan dibari tahu.

Dilihat boleh, dipegang jangan (dulu), karena belum resmi menikah, demikian kira-kira maksud isi bait 109. Muda-mudi yang sedang berkasih-kasihan memang harus menjaga harga diri dan kesopanan. Susah memang kalau statusnya masih pacaran, jelas belum patut melakukan apa saja terhasrat di hati. Tapi toh kalau berpisah, hati mungkin terasa hiba juga (110). Apalagi kalau putus dengan si cantik yang berkulit kuning (langsat), akan chaos dunia dan alam semesta jika harus berpisah dengannya (111) suatu hiperbola yang sangat memikat.

Hitam manis dan kuning langsat memang dua tipe wanita ideal di masa lalu. Hanya perempuan sekarang saja tergila-gila memutihkan kulit dengan berbagai cara. Jelas ini pengaruh Eropa yang disebarkan melalui wacana mode dan kecantikan. Isi bait 112 dan 113 menyiratkan konsep ideal warna kulit perempuan secara kultural dalam masyarakat Minangkabau dan Melayu pada umumnya. Tapi ada kesan rembang mato dalam baris-baris isi kedua bait itu. Yang jelas, sekarang hanya boleh pilih satu di antara dua: si hitam (manis) yang jadi belahan nyawa atau si kuning (langsat) bertahi lalat yang bisa mengobati rasa lapar? Poligami boleh, tapi konsekuensinya berat.

Kalau bicara soal sumpah memang sulit. Apalagi di masa sekarang, sudah disumpah menjujung Al-Quran, tapi korupsi juga. Apalagi kalau bersumpah soal cinta, walau mungkin sudah dikatakan secara sungguh-sungguh (diibaratkan sebagai membelah dada), sang kekasih kadang-kadang belum percaya juga (114). Nah, dapat dibayangkan bagaimana kekasih Anda bisa percaya jika Anda bersumpah sambil ketawa (115): jelas tidak meyakinkan dan malah terkesan nggak serius.

Bait terakhir berisi pesan kepada para pemutus cinta. Sebelum mengambil keputusan untuk berpisah lebih baik pertimbangkan masak-masak dulu. Sebab sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna. Masalahnya, kalau ingat si dia lagi (takana nan lamo), apalagi kalau cinta pertama, bisa repot: bisa meremuk hati. Kalau sampai orang lain tahu, diri sendiri bisa jadi malu, dibilang nanti menjilat ludah sendiri. Asal ingat saja: first love never die, kata orang Sunur.

(bersambung )

Suryadi [Leiden University, Belanda]
Padang Ekspres, Minggu, 6 Februari 2011

    Picture
    KEMBALI KE BERANDA
    English French German Spain

    Italian Dutch Russian Brazil

    Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
    Google Translate by Haris Fadhillah

    Khasanah Pantun Minangkabau

    Archives

    January 2013
    December 2012